Setiap hari aku selalu menuntut waktumu untukku,
aku sadar itu seharusnya membuatmu sulit untuk membagi antara aku dan pekerjaanmu,
antara aku dan teman-temanmu, antara aku dan keluargamu dan lainnya,
tapi kamu dengan sabarnya melakukan semua,
aku kagum...
Aku sering buat kamu pusing dengan cemburuku,
tetapi kamu dengan sabar selalu membuatku tenang,
aku tidak yakin atas takdirku denganmu,
namun jika boleh aku minta pada Tuhan satukan kita dalam takdir..
Cintaku,
kagumku padamu mungkin tak pernah akan berhenti,
kamu telah membuatku tenang dalam kegalauanku,
kumohon jangan pernah berubah apapun yang terjadi
you are my everything now and forever..
Senin, 08 Agustus 2016
Selasa, 02 Agustus 2016
Tanpa Aku Sadar telah Membuatnya Terluka
Ya Allah,
Masih adakah ampunan buatku yang telah menyakiti hati orang yang paling aku sayang?
Aku mohon Tuhanku, jangan buat hatinya sedih karena kesalahanku,
jangan buat hatinya lelah karena keegoanku..
Tanpa aku sadar aku telah membuatnya terluka,
seandainya saja aku bisa memeluknya,
aku tak ingin melepaskannya sampai dianya tersenyum kembali,
kecemburuan dan keegoanku membuat aku lupa ada hati yang sedih karenaku..
Ya Tuhan, buat dia tersenyum kembali karena senyumnya adalah kebahagiaanku..
Resep Kue Katri Sala Tradisional Khas Bugis
Anda
pernah mendengar nama kue Katri Sala? Jika pernah pasti anda tau dari
mana asal kue ini, bagi anda yang belum tau darimana asal Kue Katri
Sala, Kue ini dikenal dari daerah Bugis Makassar, terbuat dari beras
ketan yang dikukus kemudian disiram dengan adonan gula merah yang telah
dicampur santan dan juga telur.
Bahan :
Lapisan 1
ketan 1/2 kg
santan kental 1 gelas (dari 1 kelapa)
lapisan 2
gula merah serut 1 gelas tinggi
telor 4-7 butir
1 sdm santan
gula 1 sdm
cara :
lapisan 1
Rendam ketan 1 jam remas-remas supaya terpotong2,tiriskan,kukus 1/2 matang
angkat campur ketan kukus+ santan kental aduk rata, kukus sampai matang
cetak ketan kukus d loyang yg d alasi plastik,tekan-tekan sampai padat tebal 1/2 cm
kukus lagi ketan bersama cetakan
sementara itu kocok bahan lapisan 2 sampai tercampur dan kental
siram di atas ketan yg sdh panas. kukus sampai masak.
sering-sering tutup panci d buka biar air tidak menetes
Kue
Katri Sala sering disajikan pada acara keluarga, seperti pesta
pernikahan ataupun acara pengajian, dan pada bulan Ramadhan kue Katri
Sala mudah dijumpai ditempat penjual kue takjil. Soal rasa, gag perlu
ditanya anda harus mencobanya, dijamin bikin melintir lidah dan pastinya
anda bakal ketagihan. Jika anda berniat mencicipi rasanya, kini tidak
perlu jauh-jauh datang ke Sulawesi karena anda bisa membuatnya sendiri
di rumah. Untuk membuatnya cukup mudah dan bahannya pun cukup mudah
diperoleh
Bahan :
Lapisan 1
ketan 1/2 kg
santan kental 1 gelas (dari 1 kelapa)
lapisan 2
gula merah serut 1 gelas tinggi
telor 4-7 butir
1 sdm santan
gula 1 sdm
cara :
lapisan 1
Rendam ketan 1 jam remas-remas supaya terpotong2,tiriskan,kukus 1/2 matang
angkat campur ketan kukus+ santan kental aduk rata, kukus sampai matang
cetak ketan kukus d loyang yg d alasi plastik,tekan-tekan sampai padat tebal 1/2 cm
kukus lagi ketan bersama cetakan
sementara itu kocok bahan lapisan 2 sampai tercampur dan kental
siram di atas ketan yg sdh panas. kukus sampai masak.
sering-sering tutup panci d buka biar air tidak menetes
Resep Membuat Tape Ketan Hitam Enak Sederhana dan Mudah
Tape adalah salah satu makanan yang berbahan singkong atau juga beras
yang sudah difermentasikan dengan campuran ragi. Jenis tape yang sudah
lama sekali terkenal di Negara kita Indonesia ini yaitu Kue Tape Ketan.
Cara pengolahan Tape Ketan ini harus menggunakan ragi. Hati-hati dengan
dengan takaran raginya karna jika raginya kebanyakan bisa bikin tape
lebih pengar, ini dikarenakan proses frementasinya super cepat.
Kalo kita menggunakan raginya dikit, ini juga akan membuat tape
kurang begitu manis bahkan keras. Makanya hati-hati ya cara pemakaian
raginya, perlu disesuaikan dengan takaran beras ketan yang akan kita
gunakan. Nah, jenis ragi untuk proses ini sangat member pengaruh pada
kualitas tape nantinya. Kurun waktu fermentasi kira-kira sekitar 2-3
hari. Manisnya tape tidak ditentukan dengan gula yang digunakan loh tapi
glukosa yang ada di dalam beras ketan.
Ternyata tape ketan ini gampang banget kita temui, apalagi pada
moment lebaran dan didaerah betawi yang kita kenal dengan nama tape uli.
Cara pembuatan tape ketan ini gampang banget loh, yuk kita intip resep
dan cara pembuatannya.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Tape Ketan :
- Sediakan 500 gram beras ketan hitam
- Sediakan 2 butir ragi tape, atau secukupnya aja
- Sediakan 5 sendok makan gula pasir atau sesuai selera
- Sediakan 400 ml air panas
- Siapkan air sebanyak 1 litr lalu rendamlah beras ketan selama satu malam
- Kemudian siapkan kukusan lalu kukuslah beras ketan sampai menguap, jika sudah beruap siramlah ketan dengan air panas sebanyak 400 ml. selanjutnya kukus kembali beras kurang lebih selama 15 menitan, angkatlah lalu dinginkan
- Selanjutnya siapkan wadah dan tuang setengah dari beras ketan tadi lalu ratakan, kemudian beri taburan ragi dan gula (jika diperlukan)
- Kemudian masukkan sisa ketan tadi untuk menutupi taburan ragi tadi dan setelah itu taburkan kembali ragi di atas ketan
- Selanjutnya jangan lupa untuk menutup rapat ketan yang sudah ditaburi ragi tadi, dan gunakanlah kain lalu simpanlah di tempat yang kering juga hangat
- Proses Fermentasi ini kurang lebih 3 harian, kemudian kalo udah 3 hari simpanlah di lemari es agar tape bisa tahan lama dan proses fermentasinya tidak terlalu lama
Sekian resep dan tcara membuat Tape Ketan Hitam ala rumahan untuk
disajikan kepada keluarga atau teman-teman sebagai makanan sehat dan
camilan enak. Selamat mencoba dan semoga resep ini menjadi tambahan
koleksi resep kamu.
Resep Kue Bolu Peca Khas Makassar
Banyak banget ragam keu-kue dari indonesia, dari mulai kue bolu kukus,
bolu pisang, dan kue-kue yang lainnya. Nah sekarang saya tambahkan lagi
kue bolu peca, kue yang memang sudah familiar untuk anda yang dari
makassar, karena memang kue peca ini adalah kue khasa kota makassar. Kue
ini merupakan kue yang biasanya muncul ketika masyarakt bugis
mengadakan hari spesial atau hari-hari resmi lainnya, yang mengharuskan
ada sajian kue bolu peca dihidangannya. Sehingga sudah pasti terjamin
kelezatanya, karena biasanya kue-kue yang dihadirkan pas ada acara
biasanya sangat enak-enak. Bahan utama pembuatan kue ini adalah gula
merah dan tepung ketan ini, diolah sedemikian rupa, dan jadilah hidangan
yang sangat enak ini. Yuk mencoba membuatnya sekarang, anda bisa
melihat resepnya dibawah ini.
- 500 ml air rebusan gula merah
- 1 sendok teh soda kue
- ½ cangkir tepung ketan putih
- ½ cangkir tepung beras pilihan
- 2 butir telur bebek
- 2 butir telur ayam
Cara Membuat Kue Bolu Peca Khas Makassar
- Siapkan wadah untuk mencampur tepung ketan dan tepung beras, aduk hinga tercampur semua dan rata, sisihkan
- Selanjutnya siapkan wadah baru untuk mengkocok telur ayam dan bebek dengan mixer, lalu tambahkan soda kue, aduk hingga adonan kaku
- Kemudian tuangkan campuran tepung ketan dan beras kedalam adonan telur tadi, secara perlahan sambil di aduk terus
- Bila sudah jadi, tuangkan adonan kedalam loyang lalu kukus selama 25 menitan, tunggu sampai matang
- Angkat adonan dan potong-potong selagi masih panas, kemudian rendam atau celup kedalam air gula yang sudah disiapkan
- Kemudian rapikan dalam wadah dan masukan kedalam lemari es, tunggu sampai dingin.
- Kue bolu peca khas makasar siap dinikmati.
Usahakan cairan gula merahnya jangan terlalu cair, agar gulanya
meresap pada kuenya, sehingga menjadikan kue bolu peca nya sangat legit
dan manis. Kue ini sangat enak bila dinikmati dengan segelas teh hangat
di pagi atau sore hari. Jadi anda bisa membuatnya tanpa harus ada hari
spesial atau hari-hari besar lainnya, setiap haripun anda bisa
mencicipinya, selamat mencoba.
Maafkan Aku yang telah membuatmu lelah
Sayangku..
Maafkan jika aku telah membuatmu lelah,
Maafkan jika aku telah membuatmu sedih,
Maafkan jika aku tak pernah memahamimu,
Tolong jangan biarkan aku berdosa atas kesalahan yang tak aku sadari
Maafkan..
Maafkan jika aku telah membuatmu lelah,
Maafkan jika aku telah membuatmu sedih,
Maafkan jika aku tak pernah memahamimu,
Tolong jangan biarkan aku berdosa atas kesalahan yang tak aku sadari
Maafkan..
Kisah Nabi Muhammad SAW dan Pengemis Buta yang Mengharukan
Terdapatlah seorang pengemis
Yahudi buta yang setiap hari menempati salah satu sudut pasar di Kota
Madinah. Bukan cuma mengemis, Ia juga berseru kepada orang-orang yang
berlalu-lalang di pasar tersebut, “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia!
Jauhi dia! Dia orang gila. Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya
maka kalian akan terpengaruh olehnya.”
Teriakannya yang keras tak terlewatkan oleh seorang pun
yang berjalan di dekatnya. Setiap kali ada yang terdengar langkah kaki
orang melewatinya, pengemis buta itu selalu mengumpat Rasulullah
Muhammad Sholallohu 'alaihi wasallam, dan mengatakan Muhammad adalah
tukang sihir, orang gila dan sebagainya.
Pengemis Yahudi buta itu hampir setiap hari di temani oleh
seseorang di sampingnya. Orang tersebut dengan lemah lembut dan kasih
sayang menyuapi pengemis yang hampir tidak pernah berhenti untuk
menghina dan merendahkan Muhammad SAW. Orang tersebut hanya terdiam saat
teriakan makian dan hinaan itu keluar dari mulut Yahudi buta tersebut.
Ia terus menyuapi makanan ke mulut pengemis itu hingga habis.
Sampai pada suatu hari, si Pengemis Yahudi Buta tidak lagi
ditemani lagi oleh orang yang menyuapinya. Kemudian datanglah orang lain
yang membawakan nasi bungkus untuknya dan menawarkan diri untuk
menyuapinya.
Orang lain yang menawarkan diri untuk menyuapi pengemis buta yang tidak berhenti merendahkan Muhammad Sholallohu 'alaihi wasallam tersebut
adalah sahabat terbaik Rasulullah, Abu Bakar Ash Shiddiq. Hati dan
kepala Abu Bakar mendidih mendengar sumpah serapah pengemis Yahudi
tersebut.
Namun Abu Bakar menahan diri dan berusaha dengan lemah
lembut menawarkan diri untuk memberi makan kepada pengemis buta
tersebut. Namun bukan rasa terimakasih yang di dapat oleh Abu Bakar,
jusru penyangkalan dan hardikan keras dari pengemis tersebut.
“Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan,” hardik si pengemis buta.“Aku orang yang biasa,” kata Abu Bakar.“Tidak. Kau bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku.” Begitulah penyangkalan si pengemis buta kepada Abu Bakar.
Mendengar perkataan pengemis buta tersebut, Abu Bakar tak kuasa membendung rasa harunya. Air matanya tumpah tak tertahankan, dadanya turun naik, Beliau menangis sampai terisak-isak.
Salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad Sholallohu 'alaihi wasallam itupun
berkata, “Memang, benar, Aku bukan orang yang biasa datang membawa
makanan dan memberimu suapan atas makanan itu. Aku memang tidak bisa
selemah lembut orang itu.”
“Ketahuilah bahwa Aku adalah salah satu sahabat orang yang
setiap hari menyuapimu tersebut. Orang yang dulu biasa ke sini dan
memberimu makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya ingin melanjutkan
amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin
melewatkan satu pun amalannya setelah kepergiannya.”
Si pengemis buta Yahudi tersebut terdiam sejenak dan
bertanya kepada Abu Bakar siapa orang yang selama ini memberinya makan
dan juga menyuapinya.
“Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang setiap hari kau hinakan dan
kau rendahkan di depan orang banyak di pasar ini,” jawab Abu Bakar
kepada pengemis buta itu.
Si pengemis Yahudi yang buta itu tertegun. Tak ada kata
kata yang keluar dari mulutnya, namun tampak bibirnya bergetar. Air
mata pengemis buta itu perlahan jatuh membasahi pipinya yang mulai
berkeriput.
Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia
hinakan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih
sayang. Ia justru malah merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia
ini.
“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan
saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak
pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang di
masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta dalam
tangisnya.
Pada saat itu juga, Si Pengemis Yahudi buta bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq, mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar Rasulullah.’ Si
Pengemis buta memilih memeluk Islam setelah cacian dan sumpah
serapahnya kepada Muhammad SAW dibalas dengan kasih sayang oleh Nabi
Akhir Zaman tersebut.
Demikianlah kisah keteladanan Rasulullah Muhammad Sholallohu 'alaihi wasallam yang sebaiknya dicontoh oleh umat Beliau. Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad Sholallohu 'alaihi wasallam di Hari Penghakiman kelak.. Amiin
Senin, 01 Agustus 2016
Pecinta Yang perindu
Menggambarkan arti rindu ini sedikit rumit dan aneh,
hanya jiwa pecinta yang perindu yang bisa merasakan,
saking rindunya hatiku, kamu di depan mata aja aku masih rindu,
setiap kedipan mata aku ingat kamu, aku begitu cemburu kalau kamu tak ada,
gelisah mencengkram hati, kamu tak pernah tau jika aku tak sanggup kalau jauh darimu, aku tak mau kehilangan cintamu..
Minggu, 31 Juli 2016
Ketulusanmu
Terkadang aku termangu sendiri mengingat semua kesalahan yang pernah aku buat padamu,
setahun lebih telah berlalu dan kamu tetap disana tak pernah berubah, cintamu yang tersembunyi dalam senyum ketulusan, kesabaranmu menghadapi semua tingkah konyolku.
kasih sayangmu mengingatkanku pada hadist “Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik
terhadap istrinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik
terhadap istriku.” (HR.Thabrani & Tirmidzi).
Dalam pelukan Kasihmu
Hadirmu begitu indah menghiasi taman hidupku,
bermekaran bunga-bunga mengharum karenamu,
semilir angin sejuk menentramkan jiwa yang resah,
sentuhan jiwamu yang penuh kasih meninabobokanku,
pelukan cintamu membuat aku meninggalkan duniaku..
Semakin hari semakin rasa cinta menggelora tanpa kendali,
dalam pelukan kasihmu aku terbuai dalam surga yang terindah
tetaplah mencinta dan jangan pernah lelah saling memiliki dan menyayangi..
Jumat, 29 Juli 2016
Dalam bayang-bayang malam
Bismillahirrohmanirrohim...
Malam merambat perlahan menyibak gelap, mata belum juga terpejam,
pikiran terus menyibukanku dengan segala tentangmu,
hadirmu kuharap dalam penantian panjangku,
memberikan oase dalam kehidupan gersangku..
Rinduku mulai melayang dan terlelap dalam bayang-bayang malam,
cintamu begitu candu yang menghidupkan batinku,
resah gelisah lirih dari bibir yang tak berhenti menyebut namamu,
hanya Allah swt yang tau begitu cinta ini seperti mengakar kuat dalam jiwa,
jangan pernah berpaling wahai cintaku...
Penantianku
Setiap penantian pasti ada akhirnya,
begitu pula denganku yang setia menantikan kehadiran terkasih,
tak ada rasa jenuh sedikitpun di hati, semakin hari semakin kuat rasa sayang
yang terpendam.
Seandainya dengan menunggumu cara untuk bahagia, aku akan menunggumu sampai kapanpun
bagiku penantian memang menghabiskan waktu dari sisa umur, namun kesabaran dan keikhlasan dalam ketaatan kepada Allah akan mendatangkan pilihan Allah yang terbaik bagiku Insyallah..
begitu pula denganku yang setia menantikan kehadiran terkasih,
tak ada rasa jenuh sedikitpun di hati, semakin hari semakin kuat rasa sayang
yang terpendam.
Seandainya dengan menunggumu cara untuk bahagia, aku akan menunggumu sampai kapanpun
bagiku penantian memang menghabiskan waktu dari sisa umur, namun kesabaran dan keikhlasan dalam ketaatan kepada Allah akan mendatangkan pilihan Allah yang terbaik bagiku Insyallah..
Rabu, 27 Juli 2016
Bahagiaku ketika melihat senyummu
Kamu yang terbaik dari yang terbaik yang pernah singgah dalam hidupku,
entah apa yang membuat aku selalu memikirkanmu, setiap saat hatiku merasa bahagia ketika mengingatmu, cinta terasa mekar bagai bunga yang harum semerbak memenuhi hatiku, bahagiaku ketika membayangkan senyummu..
seakan tak habis kebahagian itu jika mengingat satu per satu tentangmu,
detik berganti menit, menit berganti jam, hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan, semua terisi kamu dan semua kejenakaanmu, memilikmu adalah anugerah terindah dalam hidupku,
aku menyayangi dan merindumu tanpa batas waktu...
Al Khansa radhiyallahu’anha: Wanita Penyabar, Ibu Para Mujahid
Ia adalah Al-Khansa’, namun nama sebenarnya adalah Tumadhar binti ‘Amr bin Syuraid bin ‘Ushayyah As-Sulamiyah. Al Khansa’ merupakan seorang sahabat wanita yang mulia dan sangat terkenal sebagai penyair. Al-Khansa’ wanita yang bijaksana dan cerdas. Semua orang mengetahui kedudukan dan keahliannya yang luar biasa dalam berpuisi. Bahkan, semua sastrawan sepakat bahwa tidak ada wanita yang memiliki kekuatan puisi yang lebih hebat dari Al-Khansa’, baik di masa lalu maupun masa berikutnya.
Selain mahir berpuisi, sebenarnya Al-Khansa’ juga memiliki
kepribadian yang sangat kuat, akhlak mulia, pandangan yang tajam, sabar
dan berani.
Masuk Islam
Takdir Allah Swt akhirnya menghendaki iman berarak di atas Al-Khansa’
yang kemudian menumpahkan air hujan keimanan ke dalam dadanya, hingga
iman menyentuh lubuk hatinya yang paling dalam dan memberi denyut
kehidupan hakiki kepadanya. Al-Khansa’ bangkit dengan menepis debu-debu
jahiliyah dan mengusung panji tauhid untuk memberi pelajaran kepada
seluruh jagat raya yang tidak akan dilupakan dalam catatan sejarah
sepanjang masa.
Al-Khansa’ ikut dalam rombongan kabilahnya, Bani Sulaiman, untuk
menemui Nabi Saw. dan menyatakan keislamannya. Al-Khansa’ sangat sedih
dan menangisi perjalanan hidup yang telah dilaluinya yang jauh dari
cahaya iman dan merasa telah tertinggal begitu jauh dari sekian banyak
kebaikan. Untuk itu, ia bertekad untuk mengejar ketertinggalannya dan
rela mengorbankan apa saja yang dimiliknya demi membela agama yang agung
ini.
Keadaannya berubah total setelah ia masuk Islam, ujian yang
dialaminya menjadi kesabaran yang didasari iman dan dihiasi oleh takwa,
hingga ia tidak lagi merasa sedih ketika kehilangan apa pun dari
kenikmatan duniawi ini.
Ketika Mutsanna bin Haritsah asy-Syaibani berangkat ke Qadisiyah di
masa Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu, Al-Khansa’ turut berangkat
bersama keempat puteranya untuk menyertai pasukan tersebut.
Empat putera kandung Al-Khansa’ yang merupakan buah hati dan denyut
jantungnya, bergabung dengan pasukan muslim yang ditugaskan menyerang
Qadisiyah. Sehari sebelum perang, Al-Khansa’ ra. Menyampaikan beberapa
wasiat kepada putera-puteranya,
“Hai Putra-putraku, kalian semua memeluk Islam dengan suka rela dan
berhijrah dengan senang hati. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain
Dia, sesungguhnya kalian adalah keturunan dari satu ayah dan satu ibu.
Aku tidak pernah merendahkan kehormatan dan merubah garis keturunan
kalian. Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan akhirat jauh lebih baik
daripada kehidupan dunia yang fana.
Putra-putraku, sabarlah, tabahlah, bertahanlah, dan bertakwalah
kepada Allah. Semoga kalian menjadi orang-orang yang beruntung. Jika
kalian melihat gendering perang telah ditabuh dan apinya telah berkobar,
maka terjunlah ke medan laga dan serbulah pusat kekuatan musuh, pasti
kalian akan meraih kemenangan dan kemuliaan, di dalam kehidupan abadi
dan kekal selama-lamanya”.
Keesokkan harinya, mereka terjun ke medan laga dengan gagah berani.
Jika ada seorang di antara mereka yang semangatnya mulai surut, maka
saudara-saudaranya langsung mengingatkannya dengan nasihat Ibunda mereka
yang telah tua renta, dengan begitu semangatnya berkobar kembali dan
menyerbu musuh seperti singa yang mengamuk. Serangan-serangannya seperti
siap melumat musuh-musuh-Nya. Mereka tetap berjuang dengan penuh
semangat, hingga satu persatu berguguran menjadi syuhada.
Sebelum jatuh ke tanah dan meraih mati syahid, setiap orang dari
putra Al-Khansa’ ra. Itu sempat melantunkan pernyataan yang dirangkai
dalam bait-bait puisi:
Putra pertama berkata,
Saudara-saudaraku, wanita tua yang memberi nasihat itu
telah memberi nasihat kepada kita tadi malam
Nasihatnya sangat jelas dan pernyataannya lugas
Kalian akan berhadapan dalam pertempuran
Dengan bala tentara pasukan Sasan (Persia)
Mereka hanya seperti anjing yang melolong
Putra kedua berkata,
Sesungguhnya wanita tua itu
yang tekadnya bulat dan tegar itu
Telah menyuruh kita agar tetap teguh dan benar
Itulah nasihat yang menunjukkan kasih sayangnya kepada kita
Maka teruslah berperang dan habisi musuh sebanyak-banyaknya
Putra ketiga berkata,
Demi Allah, kita tidak akan melanggar sedikit pun nasihat wanita tua
Karena itu nasihat dan bukti kasih sayang yang tulus dan lembut
Kobarkan semangat perang dan serbulah pasukan musuh
Hingga kalian berhasil melumat pasukan Kisra habis-habisan
Putra keempat berkata,
Aku tidak pantas menjadi anak Al-Khansa’ dan Akhram
Aku tidak pantas menjadi orang terhormat yang membanggakan
Jika tidak berada di garis depan pasukan melawan pasukan ‘Ajam
Menyerbu tanpa rasa gentar dan melibas setiap rintangan
Ketika sang Ibunda mendengar berita kematian empat puteranya dalam
hari yang sama, ia sama sekali tidak menampar pipi sendiri dan tidak
pula merobek pakaiannya, melainkan menerima berita duka itu dengan penuh
keimanan dan kesabaran.
“Alhamdulillah yang telah memberiku kemuliaan dengan kematian mereka.
Aku berharap, Allah akan mengumpulkanku dengan mereka di tempat
limpahan kasih sayang-Nya”, harap Al-Khansa’.
Di masa jahiliyah, Al-Khansa’ ra. Memenuhi dunia dengan tangisan dan
keluh kesah atas kematian saudara kandungannya, Shakhr. Setelah ditempa
oleh Islam dengan luar biasa ia sanggup merelakan empat putera
kandungnya sendiri untuk meraih mati syahid dalam perang Qadisiyyah.
Ia begitu tulus dan tabah dengan pengorbanan besarnya itu demi meraih
anugrah menjadi penghuni surga, karena Rasulullah Saw. pernah bersabda,
“Siapa yang merelakan tiga orang putra kandungnya (meninggal dunia),
maka dia akan masuk surga. Seorang wanita bertanya, bagaimana jika hanya
dua putra?, Rasulullah Saw. kemudian menjawab: ‘begitu juga dua putra”.
(Diriwayatkan oleh Nasa’I dan Ibnu Hibban dari Anas radhiyallahu’anhu
dalam kitab Al-Albani Shahiihul Jaami’ no 5969).
Sumber :
Mahmud Al-Mishri, 35 Sirah Nabawiyah : 35 Sahabat Wanita Rasulullah saw., Al-I’tishom, 2012, Jakarta.
Teguh Pramono, 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, Diva Press, 2012, Jogjakarta.
Rep : Sarah
Red: Kholili Hasib
Selasa, 26 Juli 2016
Yakin Pertolongan Allah
Red: Damanhuri Zuhri
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nawawi
Modal utama
para Nabi dan Rasul dalam menjalankan amanah dakwah adalah keyakinan
yang utuh dan menyeluruh bahwa dirinya akan ditolong Allah Ta'ala.
Sebagai bukti kita bisa belajar dari apa yang dialami oleh Nabi Yusuf
AS.
Sejak kecil beliau telah menghadapi cobaan hidup luar biasa.
Beliau didengki saudaranya sendiri, bahkan dibuang ke dalam sumur
hingga akhirnya dijual ke Mesir, difitnah hingga dipenjara. Jika mau
didata, Nabi Yusuf tidak pernah mengalami masa hidup kecuali selalu
dalam kesulitan demi kesulitan.
Tetapi, Nabi Yusuf memiliki satu
keyakinan bahwa Allah pasti menolongnya. Dan, karena itu, komitmen
dalam kebenaran menjadi pilihan hidup yang tak pernah tergoyahkan, meski
ia harus menghadapi penderitaan. "Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku" (QS. Yusuf [12]: 33).
Ibnu
Katsir menjelaskan Nabi Yusuf lebih memilih dipenjara daripada
melakukan perbuatan keji (kemesuman). Dan, pilihan demikian itu tidak
mungkin terucap kecuali oleh jiwa yang seutuhnya yakin dengan
pertolongan Allah.
Ungkapan lain yang penuh keberanian dalam hal keyakinan akan pertolongan Allah ini disampaikan Nabi Nuh AS kepada kaumnya. "Dan
bacakanlah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia
berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal
(bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka
kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan
(kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian
janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku,
dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku." (QS Yunus [11]: 71).
Pertanyaannya
kemudian, apa yang membuat mereka memiliki keyakinan utuh-menyeluruh
terhadap pertolongan Allah? Ada dua hal yang bisa kita ambil hikmah dari
kisah Nabi Yusuf dan Nabi Nuh AS. Pertama, niat yang suci murni dan
cita-cita besar bagi kemaslahatan umat manusia. Kedua, tidak ada
ketergantungan diri melainkan kepada Allah SWT.
Dengan kata lain ada independensi mental. Hal ini terbukti dari ungkapannya, “Jika
kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun
dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku
disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri
(kepada-Nya)." (QS Yunus [10]: 72).
Dengan demikian, selama
niat hidup kita adalah suci murni, ikhlas ingin mengharap ridha Allah,
kemudian tidak kita pikirkan melainkan maslahat kehidupan umat manusia,
yang justru dengan itu semua kesempitan, kesulitan dan ketidaknyamanan
hidup terasa terus menghampiri, jangan pernah bingung apalagi putus asa.
Maju terus dan kobarkan semangat independensi mental dalam diri atas dasar iman. Insya Allah
akan tiba pertolongan-Nya. Dan, bagaimana keyakinan akan
pertolongan-Nya akan Allah abaikan sementara terhadap prasangka baik
saja Allah langsung jawab. “Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (HR Bukhari Muslim).
Kisah Hudzaifah, Sang Penjaga Rahasia
REPUBLIKA.CO.ID, Namanya Hudzaifah bin al-Yaman, terkenal dengan
julukan Shahibu Sirri Rasulillah (penjaga rahasia yang dipercaya oleh
Rasulullah). Orangnya sangat disiplin dan teguh memegang rahasia. Siapa
pun tidak akan bisa membujuk atau memaksanya untuk membuka rahasia.
Salah satu problem besar yang dihadapi oleh umat Islam di
Madinah adalah keberadaan kaummunafiqin, yang secara sengaja menyebarkan
isu-isu yang tidak benar terhadap Nabi dan kaum Muslimin. Mereka suka
membuat intrik-intrik dan tipu muslihat yang menyulitkan kaum Muslimin.
Rasulullah SAW tahu siapa saja mereka dan siapa
tokoh-tokohnya, tetapi beliau tidak bisa mengumumkannya karena
sehari-hari mereka menampilkan diri sebaimana orang-orang beriman
lainnya, bahkan juga datang shalat berjamaah di masjid bersama
Nabi-kecuali shalat Subuh dan Isya yang berat bagi mereka melakukannya.
Nabi memberikan daftar nama-nama
kaum munafiqin kepada Hudzaifah dan memintanya untuk merahasiakannya
kepada siapa pun. Hudzaifah juga ditugasi mengawasi gerak-gerik dan
kegiatan mereka untuk mencegah bahaya yang mungkin akan mereka timpakan
kepada kaum Muslimin. Rahasia itu dipegang sangat erat oleh Hudzaifah
sampai Rasulullah SAW wafat.
Tatkala menjabat khalifah, Umar bin Khathab pernah
bertanya kepada Hudzaifah apakah ada pegawainya yang munafik. Hudzaifah
menjawab, ada satu orang, tapi dia tidak mau menyebutkan namanya. "Maaf
wahai Amirul Mukminin, saya dilarang Rasulullah mengatakannya."
Hudzaifah
bukanlah berasal dari Yaman walaupun bapaknya bernama al-Yaman. Bapaknya
orang Makkah, dari Bani 'Abbas. Oleh karena suatu utang darah dari
kaumnya, al-Yaman terpaksa menyingkir ke Yatsrib-yang kemudian bernama
Madinah. Di Yatsrib, al-Yaman berlindung dan bersumpah setia pada Bani
'Abd Asyhal, sampai kemudian menikah dengan perempuan dari suku
tersebut. Dari perkawinan itulah lahir Hudzaifah. Walaupun sering
bolak-balik ke Makkah, al-Yaman lebih banyak menetap di Madinah.
Dengan latar belakang orang tua seperti itu, tatkala
pertama kali bertemu dengan Nabi di Makkah-sebelum beliau
hijrah-Hudzaifah menanyakan apakah dia termasuk Muhajirin atau Anshar.
Nabi menjawab: "Jika engkau ingin digolongkan kepada Muhajirin, engkau
memang Muhajir. Dan, jika ingin digologkan kepada Anshar, engkau memang
seorang Anshar. Pilihlah mana yang engkau sukai." Sekalipun kedua-duanya
disayangi oleh Rasulullah, ternyata Hudzaifah memilih digolongkan
kepada Anshar.
Kedua orang tua Hudzaifah sudah masuk Islam sebelum
Rasulullah hijrah ke Madinah. Dan, Hudzaifah pun sudah masuk Islam
sebelum bertemu dengan Nabi. Setelah Nabi hijrah ke Madinah, Hudzaifah
selalu mendampingi beliau, turut bersama Nabi dalam seluruh peperangan
kecuali Perang Badar. Dalam Perang Khandaq, Hudzaifah mendapatkan tugas
yang sangat berat dari Nabi. Tugas yang hanya dapat dilaksanakan oleh
orang yang cerdas, tangggap, dan berdisiplin tinggi.
Pada malam gelap gulita, Hudzaifah ditugaskan oleh Nabi
masuk ke jantung pertahanan musuh, mengintai gerak-gerik mereka. "Hai
Hudzaifah," kata Nabi. "Sekali-kali jangan melakukan tindakan yang
mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan kembali melapor
kepadaku."
Hudzaifah sukses menjalankan tugas itu. Dia bahkan bisa
berada sangat dekan dengan Abu Sufyan, panglima perang musuh. Kata
Hudzaifah: "Seandainya Rasulullah tidak melarangku melakukan suatu
tindakan di luar perintah sebelum datang melapor kepada beliau, sungguh
telah kubunuh Abu Sufyan dengan pedangku." Demikianlah sekelumit tentang
Hudzaifah bin al-Yaman RA, sang penjaga rahasia.
Sumber : Pusat Data Republika
Puisi
Sungguh, cinta sejati tak lahir dalam kejapan,
Ia lahir bukan oleh paksaan,Sungguh, cinta sejati berjalan lambat dan pelan,
Ia berjalan dalam paduan panjang dan pancangan tiang,
Cinta sejati lahir kerna mantapnya niat, teguhnya tujuan,
Cinta sejati tak kan sirna dan pudar ikatan.
Ia lahir bukan oleh paksaan,Sungguh, cinta sejati berjalan lambat dan pelan,
Ia berjalan dalam paduan panjang dan pancangan tiang,
Cinta sejati lahir kerna mantapnya niat, teguhnya tujuan,
Cinta sejati tak kan sirna dan pudar ikatan.
Lihatlah! Bagaimana yang tumbuh cepat,
Ia segera tumbang dan sekarat,
Lihatlah! Aku ini tanah gersang,
Tak gampang bagi tanaman tumbuh berkembang,
Tapi sekali tanaman bertahan, ia tak gampang tumbang,
Atau dirobohkan, karna akarnya kuat mencengkam
- Ibnu Hazm El-Andalusy
Kisah Pemuda dan Sebuah Apel
Rep: Afriza Hanifa/
Red: Achmad Syalaby
REPUBLIKA.CO.ID, Dikisahkan, beberapa abad lalu di masa akhir
era Tabi’in, hidup seorang pemuda dari kalangan biasa namun saleh luar
biasa. Suatu hari, pemuda yang dikisahkan bernama Tsabit bin Zutho
tersebut sedang berjalan di pinggiran Kota Kufah, Irak. Terdapat sungai
yang jernih dan menyejukkan di sana. Tiba-tiba, sebuah apel segar tampak
hanyut di sungai itu.
Dalam kondisi yang lapar, Tsabit pun memungut apel
tersebut. Rezeki yang datang tiba-tiba, sebuah apel datang tanpa diduga
di saat yang tepat. Tanpa pikir panjang, ia pun memakannya, mengisi
perutnya yang keroncongan. Baru segigit menikmati apel merah nan manis
itu, Tsabit tersentak. Milik siapa apel ini? bisiknya dalam hati.
Meski menemukannya di jalanan, Tsabit merasa bersalah
memakan apel tanpa izin empunya. Bagaimanapun juga, pikir Tsabit, buah
apel dihasilkan sebuah pohon yang ditanam seseorang. '”Bagaimana bisa
aku memakan sesuatu yang bukan milikku,” kata Tsabit menyesal.
Ia kemudian menyusuri sungai. Dari manakah aliran air
membawa apel segar itu? Tsabit berpikir akan bertemu dengan pemilik buah
dan meminta kerelaannya atas apel yang sudah digigitnya itu. Cukup jauh
Tsabit menyusuri aliran sungai hingga ia melihat sebuah kebun apel.
Beberapa pohon apel tumbuh subur di samping sungai. Rantingnya menjalar
dekat sungai. Tak mengherankan jika buahnya sering kali jatuh ke sungai
dan hanyut terbawa arus air.
Tsabit pun segera mencari pemilik kebun. Ia mendapati
seseorang tengah menjaga kebun apel tersebut. Tsabit menghampirinya
seraya berkata, “Wahai hamba Allah, apakah apel ini berjenis sama dengan
apel di kebun ini? Saya sudah mengigit apel ini, apa kau memaafkan
saya?” kata Tsabit sembari menunjukkan apel yang telah dimakan segigit
itu.
Namun, penjaga kebun itu menjawab, “Saya bukan pemilik
kebun apel ini. Bagaimana saya dapat memaafkanmu, sementara saya bukan
pemiliknya? Pemilik kebunlah yang berhak memaafkanmu.” Lalu, penjaga
kebun itu pun berkata, “Rumahnya (pemilik kebun apel) cukup jauh,
sekitar lima mil dari sini.”
Walau harus menempuh jarak sekitar delapan kilometer,
Tsabit tak putus asa untuk mencari keridaan pemilik apel. Akhirnya, ia
sampai di sebuah rumah dengan perasaan gelisah, apakah si pemilik kebun
akan memaafkannya. Tsabit merasa takut sang pemilik tak meridai apelnya
yang telah jatuh ke sungai digigit olehnya.
Mengetuk pintu, Tsabit mengucapkan salam. Seorang pria
tua, si pemilik kebun apel, membuka pintu. “Wahai hamba Allah, saya
datang ke sini karena saya telah menemukan sebuah apel dari kebun Anda
di sungai, kemudian saya memakannya. Saya datang untuk meminta kerelaan
Anda atas apel ini. Apakah Anda meridainya? Saya telah mengigitnya dan
ini yang tersisa,” ujar Tsabit memegang apel yang digigitnya. Agak lama pemilik kebun apel itu terdiam mendengar ucapan
Tsabit. Lalu, Tsabit pun tersentak ketika sang tuan rumah berkata,
“Tidak, saya tidak merelakanmu, Nak.” Penasaran dengan pemilik kebun
apel yang mempermasalahkan satu butir apel, Tsabit menanyakan apa yang
harus ia lakukan agar tindakannya itu dimaafkan. “Saya tidak
memaafkanmu, demi Allah, kecuali jika kau memenuhi persyaratanku,” pria
tua itu menjawab.
“Persyaratan apa itu?” tanya Tsabit harap-harap cemas.
“Kau harus menikahi putriku,” kata pemilik kebun yang mengagetkan
Tsabit. Menikahi seorang wanita bukanlah sebuah hukuman, pikir Tsabit.
“Benarkah itu yang menjadi syarat Anda? Anda memaafkan saya dan saya
menikahi putri Anda? Itu adalah anugerah yang besar,” tanya Tsabit tak
percaya.
Begitu terperanjatnya Tsabit ketika pemilik kebun itu
berkata bahwa putrinya yang harus Tsabit nikahi merupakan wanita cacat.
“Putriku itu buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Tak mampu berjalan, apalagi
berdiri. Kalau kau menerimanya maka saya akan memaafkanmu, Nak,” kata
pria tua.
Syarat yang mungkin sulit masuk di akal, hukuman yang
harus ditanggung Tsabit hanya karena mengigit sebutir apel yang temukan
di sungai. Namun, hal yang lebih mengejutkan, Tsabit menerima syarat
tersebut karena merasa tak memiliki pilihan lain.
Sementara, ia tak ingin berdosa mengambil hak yang bukan
miliknya. Tsabit, seorang pemuda tampan, harus menikahi wanita cacat
hanya karena menemukan sebuah apel. “Datanglah ba’da Isya untuk berjumpa
dengan istrimu,” kata pemilik kebun.
Malam hari usai shalat Isya, Tsabit pun menemui calon
istrinya yang cacat. Ia masuk ke kamar pengantin wanita dengan langkah
yang berat. Hatinya dipenuhi pergolakan luar biasa, namun pemuda gagah
itu tetap bertekad memenuhi syarat sang pemilik apel. Tsabit pun
mengucapkan salam seraya masuk ke kamar istrinya.
Betapa terkejutnya Tsabit ketika mendengar jawaban salam
dari wanita yang suaranya lembut nan merdu. Tak hanya itu, wanita itu
mampu berdiri dan menghampiri Tsabit. Begitu cantik paras si wanita,
tanpa cacat apa pun di anggota tubuhnya yang lengkap. Tsabit
kebingungan, ia berpikir salah memasuki kamar dan salah menemui wanita
yang seharusnya merupakan istrinya yang buta, tuli, bisu, dan lumpuh.
Tak percaya, Tsabit pun mempertanyakan si
gadis bak bidadari tersebut. Namun, Tsabit tidak salah, ialah putri
pemilik kebun apel yang dinikahkan dengannya. “Apa yang dikatakan ayah
tentang aku?” tanya si gadis mendapati suaminya mempertanyakan dirinya
seolah tak percaya.
“Ayahmu berkata kau adalah seorang gadis buta,” kata Tsabit.
“Demi Allah, ayahku berkata jujur, aku buta karena aku
tidak pernah melihat sesuatu yang dimurkai Allah,” jawab si gadis
membuat Tsabit kagum.
“Ayahmu juga berkata bahwa kau bisu,” ujar Tsabit masih dalam nada heran.
“Ya benar, aku tidak pernah mengucapkan satu kalimat pun yang membuat Allah murka,” kata si gadis.
“Tapi, Ayahmu mengatakan, kamu bisu dan tuli,” lanjut Tsabit.
“Ayahku benar, demi Allah. Aku tidak pernah mendengar satu
kalimat pun, kecuali di dalamnya terdapat rida Allah,” jawab gadis
cantik itu.
“Tapi, ayahmu juga bilang bahwa kau lumpuh,” pertanyaan terakhir Tsabit.
“Ya, ayah benar dan tidak berdusta. Aku tidak pernah
melangkahkan kakiku ke tempat yang Allah murkai,” ujar si gadis membuat
Tsabit begitu terpesona.
Tsabit memandangi istrinya yang cantik jelita itu. Ia pun
mengucapkan syukur. Sang pemilik kebun kagum dengan sifat kehati-hatian
Tsabit dalam memakan sesuatu hingga jelas kehalalannya.
Melihat kegigihan dan kesalehan Tsabit, ia pun
berkeinginan menjadikannya menantu, menikahkannya dengan putrinya yang
shalihah. Dari pernikahan tersebut, lahir seorang ulama shalih, mujadid
yang sangat terkenal, yakni Nu’man bin Tsabit atau yang lebih dikenal
dengan nama Al-Imam Abu Hanifah. Bersama istrinya yang shalihah, Tsabit
mendidik putranya menjadi salah satu imam besar dari empat madzab.
Senin, 25 Juli 2016
Resep Saraba Khas Makassar
Resep Saraba Khas Makassar
Saraba adalah nama jenis minuman yang berasal dari Makasar. Minunan ini sudah sangat terkenal dan sudanyak tersedia diwilayah Makasar. Minuman saraba biasa disajikan panas atau hangat, terutama ketika anda berkunjung kepantai losari disitu akan banyak terdapat wedang saraba yang sangat cocok untuk menghangatkan tubuh pada saat cuaca sedang dingin. Wedang saraba memiliki rasa yang hampir sama dengan wedang jahe, memiliki rasa yang sedikit pedas dari jahe dan juga memiliki rasa yang segar. Selain jahe, biasanya wedang saraba dipadukan dengan susu kental manis supaya menambah rasa yang nikmat pada saat penyajiannya. resepnya sebagai berikut:
Bahan :
Cara Membuat Saraba Khas Makasar :
Saraba adalah nama jenis minuman yang berasal dari Makasar. Minunan ini sudah sangat terkenal dan sudanyak tersedia diwilayah Makasar. Minuman saraba biasa disajikan panas atau hangat, terutama ketika anda berkunjung kepantai losari disitu akan banyak terdapat wedang saraba yang sangat cocok untuk menghangatkan tubuh pada saat cuaca sedang dingin. Wedang saraba memiliki rasa yang hampir sama dengan wedang jahe, memiliki rasa yang sedikit pedas dari jahe dan juga memiliki rasa yang segar. Selain jahe, biasanya wedang saraba dipadukan dengan susu kental manis supaya menambah rasa yang nikmat pada saat penyajiannya. resepnya sebagai berikut:
Bahan :
- 6 keping gula aren
- 250 gr jahe merah
- 1 kaleng susu kental manis
- 5 sendok makan krimer kental
- air secukupnya
Cara Membuat Saraba Khas Makasar :
- kupas kulit jahe sampai tidak ada sisa sedikitpun lalu dicuci dengan air sampai benar-benar bersih
- setelah jahe dicuci bersih kemudian dimemarkan dengan cara digeprek kasar untuk mengambil sari jahe pada saat direbus
- siapkan 1 panci ukuran sedang lalu masukkan air bersih kedalam panci
- rebus air bersama jahe yang sudah dimemarkan tunggu sampai mendidih
- masukkan gula aren kedalam rebusan air jahe, aduk-aduk sampai gula larut dan tercampur rata
- tambahkan susu kental manis dan krimer kedalam wedang saraba, aduk rata
- wedang saraba khas Makasar siap untuk disajikan dan dinikmati
Menyayangimu
Menyayangimu...
Setiap Untaian kata yang tertulis dalam bait-bait kata, wajahmu membayanginya,
ada senyummu disana, ada rasa yang aku tak bisa lepas darimu,
entah sampai kapan semua berakhir, namun bayangmu seakan tak mau lepas dari pikiran
hampir semua tulisan terinspirasi dari senyummu,
walau aku tau, senyummu mungkin bukan milikku,
selalu menyayangimu tanpa aku meminta sebaliknya darimu, selalu merindu dalam setiap desahan nafas,
sampai waktu yang memisahkan jiwa dari raga,
menyayangimu adalah keinginan yang tak bertepi..
Loving you..
Setiap Untaian kata yang tertulis dalam bait-bait kata, wajahmu membayanginya,
ada senyummu disana, ada rasa yang aku tak bisa lepas darimu,
entah sampai kapan semua berakhir, namun bayangmu seakan tak mau lepas dari pikiran
hampir semua tulisan terinspirasi dari senyummu,
walau aku tau, senyummu mungkin bukan milikku,
selalu menyayangimu tanpa aku meminta sebaliknya darimu, selalu merindu dalam setiap desahan nafas,
sampai waktu yang memisahkan jiwa dari raga,
menyayangimu adalah keinginan yang tak bertepi..
Loving you..
Tak Perlu bersedih..
Bersyukur...
Bersyukur...
Rasa syukur akan terpancar dari wajah orang mukmin,
mensyukuri sekecil apapun nikmat yang didapatkan
mengikhlaskan semua yang telah pergi dan tak bisa dicapai,
Rasa syukur dan keikhlasan lahir dari kebeningan hati,
lahir dari keimanan dengan rasa percaya jika semua adalah Kehendak-Nya. Menyerahkan semua kepada sang Khalik..
Rasa syukur akan terpancar dari wajah orang mukmin,
mensyukuri sekecil apapun nikmat yang didapatkan
mengikhlaskan semua yang telah pergi dan tak bisa dicapai,
Rasa syukur dan keikhlasan lahir dari kebeningan hati,
lahir dari keimanan dengan rasa percaya jika semua adalah Kehendak-Nya. Menyerahkan semua kepada sang Khalik..
Ketika Cinta Bersemi..
Ketika Cinta Bersemi..
Semakin hari wajahnya lekat dalam ingatan,
begitu banyak cerita yang tak habis terungkap
mungkin tak ada yang memahami cinta selain mereka yang merasakan
duri yang terhampar terasa perih dirasa namun cinta tak bisa terhalang..
Semakin hari wajahnya lekat dalam ingatan,
begitu banyak cerita yang tak habis terungkap
mungkin tak ada yang memahami cinta selain mereka yang merasakan
duri yang terhampar terasa perih dirasa namun cinta tak bisa terhalang..
Minggu, 24 Juli 2016
Mie Goreng/Kuah Tuna asap
Mie Goreng/Kuah Tuna asap
Mie Goreng/Kuah Tuna Asap, Lezatnya buat anda ketagihan:
- Mie Basah Besar
- Tuna asap
- sayuran pelengkap (Tauge, Sawi)
- Bumbu
- Garnis
Mie Goreng/Kuah Tuna Asap, Lezatnya buat anda ketagihan:
- Mie Basah Besar
- Tuna asap
- sayuran pelengkap (Tauge, Sawi)
- Bumbu
- Garnis
Nasi Rempah
Langganan:
Postingan (Atom)